Perjalanan Hidup Zulkarnain Rambe (alm) my Beloved Brother

kali ini aku akan menceritakan kisah abang ku tersayang.
Maaf Kalau cerita ini tidak bagus, maklum waktu aku menulis cerita ini, air mata ku tidak berhenti mengalir. Nama: zulkarnain rambe (alm)
Ttl: sungai sialang 7 juni 1984 (meninggal 20 maret 2011)
status: menikah dengan Nurnika Sari (22 oktober 2010)



baik disini saya akan menceritakan tentang beliau mulai dari awal dia mau masuk sma (MA Aswaliyah Kisaran). Pada tahun 2000 bulan Mei ijazah smpnya dia terima dan dia pulang kerumah dengan muka murung. Ketika ditanya sama ayah ku (alm) mana ijazah mu? Dia pun memberikannya dengan mengeluarkan air mata sambil berkata, "yah, aku harus tetap sekolah" katanya. Dengan melihat nilai Ijazah yang jauh dibawah standard, ayah ku lalu berkata "sekolah mana yang mau menerima mu dengan nilai yang rendah begini?" lalu dia diam dengan seribu bahasa. Pada malam harinya dia kembali ngomong dengan ayah ku. "kalau dikisaran tempat wak Dani (alm) kakak kandung ayah ku gimana yah?" lalu ayah ku menjawab "ya udah besok kita berangkat kesana, tapi uang dari mana untuk kita berangkat besok?" lalu dia terdiam. Setelah ngomong dengan ayah ku dia mendatangi kakakku (kakak paling tua) sambil berkata "kak, kakak punya tabungan?" kemudian kakak ku menjawab "uangku hanya dua ratus ribu dan hanya satu buah kalung emas seharga tujuh ratus lima ribu, besoklah ya kita jual untuk ongkos mu kesana". Dia pun menangis. Kemudian kami kakak beradik berkumpul dan dia pun menasehati kami. "abang harap, kalian sekolah jangan seperti abang karena abang sungguh sangat menyesal karena dulu sering main-main waktu disekolah". Dia bercerita sambil menangis. Kami hanya bisa diam sambil mendengarkan dia bercerita. Keesokan harinya, pas jam 09.00 WIB pagi kakak ku sama ibu ku pergi ke toko emas untuk menjual kalung kakak ku. Setelah kakak dan ibu ku pulang, dia langsung memberikannya pada abangku untuk biaya dia berangkat dan masuk sekolah. Pada pukul 16.00 WIB ayah dan abangku pergi kepelabuhan untuk ke kisaran rumah wak Dani (alm) setelah sampai dikisaran keesokan paginya, ayah ku langsung mendaftarkan abangku ke MA Aswaliyah dan Alhamdulillah diterima disana. Setelah tiga hari disana, ayah ku pun pulang ke Bagan siapiapi dan abangku bisa sekolah disana dan tinggal sama wak Dani. Setelah seminggu kemudian, dia mengirim surat kekami dengan isi bahwa dia telah mulai belajar dengan rutin disana. Kami pun gembira setelah membaca suratnya itu. Setahun kemudian abangku mengirimkan surat meminta orang tua ku kesana karena dia tidak tahan tinggal sama keluarga dengan alasan setelah pulang sekolah dan makan kemudian istirahat sebentar dia langsung dibawa sama wak Dani kekebun untuk panen coklat dan bertanam cabe dan sayur-sayuran begitulah setiap harinya. Mendengar penuturan abangku demikian, tiga hari kemudian ibu ku berangkat kekisaran dan berbicara sama wak Dani bahwa abangku akan dikoskan saja dan wak Dani pun bisa memaklumkannya. Setelah itu abangku ngekos dengan salah seorang gurunya Pak Asrul (guru ushul Fiqih) dan dua hari kemudian ibu ku pulang kebagan siapiapi. Pada tahun 2003 abangku pun tamat dari MA tersebut dengan nilai yang sangat memuaskan dan dia berencana untuk melanjutkan keperguruan tinggi tapi terhalang oleh biaya dan pada waktu itu ayah ku sedang sakit keras dan aku mau melanjutkan sekolah ku ketingkat yang lebih tinggi (SMA) sudah menjadi tradisi keluarga kami setiap kami harus dimasukkan kepondok pesantren dengan tujuan biar mengerti dunia dan akhirat.


tahun 2003 kami pindah ke bangko pusako (masih Rokan Hilir,red) karena terhalang biaya tersebut alm abang ku pun kerja untuk meringankan beban keluarga kami sementara aku waktu itu mau melanjutakan sekolah aku juga makanya alm abang aku mengalah karena dia berpendapat kalau untuk masuk kuliah bisa ditunda dulu dan tidak akan kena biaya lebih kalau mau masuk nantinya dan dia berpesan sama aku "baik-baik kau sekolah ya dik karena orang tua kita bukan orang yang berada dan jangan sempat kecewakan keluarga kita" begitulah pesan dia keaku pada waktu itu sehari sebelum aku berangkat untuk mondok di ahmadul jariyah (ponpes tempat aku mondok,red).

setelah aku berangkat alm abang aku terus bekerja dan bekerja untuk biaya hidup kami dirumah, waktu itu dia kerja ikut sama ibu aku yang hari-harinya berjualan kerang. hampir setiap malam dia gak tidur dirumah karena kerang waktu itu masuk dari bagan siapiapi jam19.00 malam dan terkadang subuh baru masuk kerangnya dari bagan siapiapi itulah yang harus ditunggu sama alm abang aku setiap malamnya dan kalau kerangnya sudah datang, paginya dia langsung jualan kepasar-pasar (hari pekan,red) dan setelah jualan kerang tersebut dia baru pulang kerumah terkadang dia nyampai dirumah jam 16.00 sore dan paling cepat jam 14.00 sore begitulah yang terus dikerjakan sama alm abang aku hampir satu tahun beliau menekuni pekerjaannya itu.

tahun 2004 keluarga kami pindah kembali kebagan siapiapi dan alm abang aku mencoba melamar kerja dibagan siapiapi namun nasib beliau tidak beruntung karena setiap kantor yang dimasukkan lamarannya menanyakan siapa dekengannya (orang dalam,red) karena kami sekeluarga bukan asli bagan siapiapi jadi kami gak mungkin ada orang dalam untuk menjamin alm abang aku kerja disana kalau ada pun gak mungkin juga karena mereka minta uang sogok juga.

setelah lebih kurang dua bulan alm abang aku mengganggur, beliau ikut sama temannya kerja sebagai buruh kasar dan hal itu dilakoninya lebih kurang 3 bulan setelah itu beliau pergi kebatam untuk mengadu nasib, dia disana lebih kurang 3 tahun meskipun demikian setiap bulannya dia berkirim kekampung untuk biaya keluarga kami, tepat pada tanggal 21 agustus 2004 ayah aku meninggal pada pukul 16.45 wib dan dia pada waktu itu mau kami hubungi gak bisa karena HP dia hilang waktu dia kerja(dia kerja sebagai tukang las kapal tanker) dan setelah 3minggu setelah ayah ku meninggal dia baru menghubungi kami dan dia mau menanyakan kabar alm ayah aku waktu itu dan ibu ku bilang ayah dah meninggal dan dia pun langsung menangis dan besoknya dia langsung pulang kebagan siapiapi. sesampainya dirumah dia langsung wudhu dan ziarah kekuburan alm ayah aku dia ziarah dari jam 14.15 Wib dan pulang kerumah jam 17.00Wib dan sesampainya dia dirumah kami lihat matanya bengkak karena menangis.


setelah lebih kurang satu binggu dia dirumah, dia kembali kebatam untuk kerja karena atasan dia dah memanggil dia, dan setelah hari ditentukan dia pun berangkat kebatam lagi, hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun dia disana dan dia sama sekali tidak ada terpikirkan olehnya untuk berkeluarga karena katanya adik-adik aku masih butuh tenaga aku jadi aku ingin membahagiakan mereka dan sebelum adik aku sukses salah seorang, aku tidak akan nikah..

tepat pada tahun 2006 aku tamat dari SMA dan melanjutkan sekolah aku keperguruan tinggi namun waktu itu kami kembali terhalang sama dana dan aku pun nelp alm abang aku untuk mengirimkan uang untuk biaya masuk aku kuliah dan diapun mengirimkan uang tersebut sekaligus untuk biaya kuliah aku untuk satu semester dan uang jajan aku untuk satu semester. dan pada tanggal 14 Februari 2007 pas pukul 00.00 Wib aku kecelakaan dan sempat koma selama 3 hari 3 malam dan keluarga aku meminta sama alm abang aku untuk pulang dan dia pun pulang dan setelah itu dia tidak pergi kerja kebatam lagi karena dilarang sama ibu aku.

(bersambung) ngantuk beraaaaaaaattttttttttt.


2 komentar:

  1. mantep om lanjutkan terus menulisnya :)

    BalasHapus
  2. @fakhri: ingin rasanya aku menulis semua kisah tentang alm abang ku ini tapi baru mau menulis dikit air mataku mengalir. :'(

    BalasHapus